Pelaku perbuatan Kapir : Engkar Larangan Allah : al-Quran... (Kapir kepada) ...Allah (القران) berulang itu lah golongan Sesat terbahagi dua (2) golongan Sesat :-
Keadaan Orang Pasiq (syaitan berupa manusia) & Munafiq (iblis berupa manusia) ini sangat berbahaya. Maka Allah menyebutkan sifat mereka secara luas dalam berbagai macam cara akan siasat (tipu helah) mereka yg licik dan menakutkan itu supaya orang muslim menghindari sifat-sifat itu dan juga waspada terhadap orang-orang yang bersifat demikian. Supaya kaum mukmin jangan tertipu oleh siasah : tipu daya dan perangkap mereka. Mereka dengan perbuatan nifaqNya seakan-akan menipu Allah dan kaum mukminin, padahal akibat bahaya nifaq itu hanya akan menimpa diri mereka sendiri, sedangkan mereka tidak merasa dan mengerti yg demikian itu.
(Al-An'aam 6:159)
Mereka hendak memperdayakan Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya memperdaya dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyedarinya.
(Al-Baqarah 2:9)Orang munafiq, dia dikatakan ‘orang yang menipu Allah dan orang-orang mukmin dengan mengucapkan kata-kata yang dapat menyelamatkan dirinya dari pembunuhan, penahanan dan siksaan yang segera. Padahal di balik penampilan luarnya dia (orang munafiq) memendam kebencian yang besat.
Yang demikian itu adalah salah satu dari sikap orang munafiq. Sekalipun dia menipu orang-orang mukmin dalam kehidupan didunia ini, tetapi dia dengan perbuatannya itu sama saja dengan menipu dirinya sendiri. Dikatakan demikian karena perbuatan yang ditampakkannya itu menurutnya dapat memberikan apa yang dicita-citakannya dan kebahagiaan duniawi. Padahal pada kenyataannya justru merupakan sumber kejatuhannya dan berakibat siksaan dihari kemudian serta murka Allah dan azabNya Allah yang amat pedih tiada bandingannya.
Tipuan yang orang munafiq lancarkan tersebut disangkanya sebagai perbuatan yang baik untuk dirinya, padahal sesungguhnya dia berbuat jahat pada dirinya sendiri bagi kehidupannya didunia & akhirat nanti.
Allah memberitahu kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, bahwa orang munafiq telah mencelakakan dirinya sendiri karena perbuatan mereka yang mengundang Murka Allah, yaitu kekufuran (tanpa lillaahi), keraguan, dan kedustaan yang mereka lakukan tanpa mereka rasakan dan tanpa mereka ketahui hingga membuat mereka buta dan menetapi perbuatannya itu.
Bahawa ciri khas orang munafiq pada umumnya adalah berakhlak rendah, percaya dengan lisan tapi ingkar dengan hati, dan berbeda dengan perbuatan serta sepak terajangnya; di pagi hari berada dalam satu keadaan, sedangkan di petang harinya dalam keadaan lain; begitu pula kebalikannya, di petang hari dalam satu sikap, sedangkan di pagi harinya bersikap lain. Orang munafiq terombang-ambing bagaikan perahu yang ditiup angin kencang dan hanya bersikap mengikuti arah angin.
Orang-orang munafiq itu mengaku beriman terhadap Allah dan hari akhirat tetapi sesungguhnya bukan orang-orang yang berIman.
Dan di antara manusia ada yang berkata: "Kami telah beriman kepada Allah dan kepada hari akhirat"; padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang2 berIman.
(Al-Baqarah 2:8)Melalui ayat ini Allah memperingatkan kaum mukmin agar jangan terpengaruh oleh lahiriah sikap mereka, yaitu dengan menerangkan sifat-sifat dan ciri khas orang-orang munafiq, karena hal tersebut akan mengakibatkan timbulnya kerusakan yang luas dimuka bumi sebagai akibat tidak waspada terhadap orang-orang munafiq; dan sebagai akibat meyakini keimanan mereka, padahal kenyataannya mereka adalah orang-orang kafir (engkar berulang2). Hal ini merupakan larangan besar, yaitu menduga baik kepada orang-orang yang ahli kepada kemaksiatan.
Allah mendustakan kesaksian dan kalimat berita orang-orang munafiq, yang berkaitan dengan Aqidah : Iman (الإيمان) mereka
Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (wahai Muhammad), mereka berkata: "Kami mengakui bahawa sesungguhnya engkau - sebenar-benarnya Rasul Allah". Dan Allah sememangnya mengetahui bahawa engkau ialah RasulNya, serta Allah menyaksikan bahawa sesungguhnya pengakuan mereka adalah dusta.
(Al-Munaafiquun 63:1)Orang-orang munafiq hendak menipu Allah dan orang-orang beriman karena mereka hanya menampakkan keimanannya pada lahiriyah saja, sedangkan batin mereka memendam kekufuran (putus hubungan dgn Allah). Karena kebodohan mereka itu sendiri, mereka menduga bahwa diri mereka menipu Allah Subhanahu wata’ala. Sebagaimana mereka dapat mengecoh sebagian kalangan kaum mukmin.
Orang-orang munafiq tidak mengelabui melalui perbuatan yang demikian itu; tidak pula menipu melainkan hanya diri mereka sendiri, sedangkan diri mereka tidak merasakan hal itu.
Orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir (engkar larangan Allah) sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin.
Termasuk ciri-ciri orang munafiq yaitu, orang-orang yang menjadikan orang-orang Kafir (engkar larangan Allah) sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Orang-orang munafiq pada hakekatnya berpihak pada orang kafir (engkar...) dan menyembunyikan rasa cinta mereka kepada orang-orang kafir (engkar...). Orang-orang munafiq itu menganggap orang-orang kafir (engkar...) itu mempunyai kekuatan, sehingga mereka mencari kekuatan dan berlindung di sisi orang kafir itu. Orang-orang munafiq lupa bahwa semua kekuatan itu milik Allah.
Allah telah mengancam orang-orang munafiq itu dengan ancaman siksaan yang pedih di hari akhir.
Sampaikanlah khabar berita kepada orang-orang munafik: bahawa sesungguhnya disediakan untuk mereka azab seksa yang tidak terperi sakitnya;
(An-Nisaa' 4:138)(Iaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman rapat dengan meninggalkan orang-orang yang beriman. Tidaklah patut mereka (orang-orang munafik) mencari kekuatan dan kemuliaan di sisi orang-orang kafir itu, kerana sesungguhnya kekuatan dan kemuliaan itu semuanya ialah milik Allah, (diberikannya kepada sesiapa yang dikehendakiNya).
(QS An-Nisa 138-139)
Sampaikanlah khabar berita kepada orang-orang munafik: bahawa sesungguhnya disediakan untuk mereka azab seksa yang tidak terperi sakitnya;
(An-Nisaa' 4:138)(Iaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman rapat dengan meninggalkan orang-orang yang beriman. Tidaklah patut mereka (orang-orang munafik) mencari kekuatan dan kemuliaan di sisi orang-orang kafir itu, kerana sesungguhnya kekuatan dan kemuliaan itu semuanya ialah milik Allah, (diberikannya kepada sesiapa yang dikehendakiNya).
(An-Nisaa' 4:139)(QS An-Nisa : 144)
Orang-orang munafiq suka duduk bersama-sama orang-orang kafir pada waktu orang-orang kafir itu mengingkari dan mengolok-olok ayat-ayat Allah. menjadikan ayat2 Allah sebagai guraun & mainan.
Contoh ciri-ciri orang munafiq yaitu, orang-orang munafiq suka duduk bersama-sama orang-orang kafir pada waktu orang-orang kafir itu mengingkari dan mengolok-olok ayat-ayat Allah.
Dan jika ditanyakan kepada mereka, tentulah mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.”
(QS An-Nisa : 140 )
(QS At-Taubah :65)
Sungguh Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafiq itu dan orang-orang kafir di neraka jahannam. Jadi nifaq itu termasuk dosa besar (syirik & murtad) karena mendapat ancaman khusus dari Allah yaitu dimasukkan ke dalam neraka jahannam.
Kita dianjurkan untuk hati-hati agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang meyerupai perbuatan orang-orang munafiq ini, yaitu mengolok-olok Agama : Ketuhanan dan kehormatan Agama Tauhid (الدين) & I'ttiqad diredhoi Allah (اعتقاد الإسلام) Islam.
Sesungguhnya jika kita melakukan hal yang terlarang sesudah larangan itu sampai pada kita, dan kita rela duduk bersama-sama mereka di tempat yang padanya diingkari ayat-ayat Allah, diperolok-olokkan serat dikecam dengan pedas, lalu kita menyetujui hal tersebut, berarti sesungguhnya kita berserikat dan bersekongkol dengan orang-orang kafir dalam hal itu.
Apabila kita melihat orang-orang memperolok-olokkan Ayat-ayat Allah, maka tinggalkan lah mereka.
Mengolok-olok ini ada dua macam :
Secara nyata (terus terang)
Contoh seperti: ucapan mereka: “Belum pernah kami melihat seperti para ahli baca Al-Quran ini, orang yang lebih buncit perutnya, lebih dusta lisannya, dan lebih pengecut dalam peperangan, atau ucapan-ucapan lain yang bersifat olok-olok.
Secara tidak terus terang
Contohnya banyak tidak terhitung, seperti: mengedipkan mata, menjulurkan lidah, memonyongkan bibir, meremehkan dengan isyarat tangan ketika membaca Kitabullah atau sunnah RasulNya, atau ketika melakukan amar ma’ruf nahi mungkar.
Orang-orang munafiq kadang di pihak orang mukmin dan kadang di pihak orang kafir.
Orang-orang munafiq adalah termasuk orang-orang opportunistik. Pada waktu kondisi orang-orang mukmin memperoleh kemenangan, berjaya dan mempunyai kekuatan besar, mereka berada di pihak orang-orang mukmin. Mereka menjilat orang-orang mukmin dengan kata-kata “bukankah kami beserta kamu ? Hal ini agar harta dan darah mereka aman dan dijamin oleh orang-orang mukmin.
Namun tatkala kondisi orang-orang mukmin lemah, tersudut dan kalah, saat itulah muncul watak asli orang-orang munafiq. Mereka berkata kepada orang-orang kafir, “Kami telah membantu kalian secara rahasia, dan tiada henti-henti kami tipu dan perdayai orang-orang mukmin sehingga kalian menang atas orang-orang mukmin. Kami ikut andil memenangkan kalian.”
Mereka ternyata berpihak pada orang-orang kafir. Ternyata orang-orang munafiq itu punya andil dalam kekalahan orang-orang mukmin. Mereka membocorkan rahasia orang-orang mukmin kepada orang kafir, membela orang kafir dari orang mukmin. Jika orang munafiq berperang di pihak orang mukmin mereka berperang tidak sepenuh hati.
(QS An-Nisa : 141)
Orang-orang munafiq selalu mengintai kehancuran bagi orang-orang mukmin di setiap saatnya. Dengan kata lain, mereka selalu menunggu-nunggu kehancuran kekuasaan orang-orang mukmin dan kemenangan orang-orang kafir atas mereka, hingga agama orang-orang mukmin lenyap
Jika orang-orang munafiq itu bertemu dengan kaum mukminin, mereka berpura-pura beriman. Tetapi juka mereka telah kembali ke pemimpin dan tokoh mereka, kelompok, aliran dan jaringan atau aliansi mereka, orang-orang munafiq itu mengatakan “kami setia dan tetap sependirian dengan mereka, kami hanya mengolok-olok kaum mukminin”. Mereka hanya mempermainkan orang-orang mukminin.
Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami telah beriman.” Dan bila mereka kembali kepada syaitan-setan mereka, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok”.
Dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata: " Kami telah beriman ", dan manakala mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka berkata pula:" Sesungguhnya kami tetap bersama kamu, sebenarnya kami hanya memperolok-olok (akan orang-orang yang beriman)".
(Al-Baqarah 2:14)Allah (membalas) memperolok-olok, dan membiarkan mereka meraba-raba dalam kesesatan mereka (yang melampaui batas itu).
(Al-Baqarah 2:15)Orang-orang munafiq menampakkan kepada kaum mukmin seakan-akan diri mereka beriman dan berpihak atau bersahabat dengan kaum mukmin. Akan tetapi sikap ini mereka maksudkan untuk mengelabuhi kaum mukmin dan diplomasi mereka untuk melindungi diri agar dimasukkan ke dalam golongan orang-orang mukmin dan mendapat kebaikan yang diperoleh kaum mukmin.
Allah Subhanahu wata’ala memberitahukan bahwa Dialah yang akan melakukan pembalasan terhadap orang-orang munafiq itu kelak di hari kiamat.
Allah pasti akan memberikan balasan terhadap orang-orang munafiq dengan balas meperolok-olok dan menyiksa mereka dengan siksaan tipuan, sebagaimana tipuan yang telah mereka lakukan.
Orang-orang munafiq telah tersesat di dalam kekufuran dan kesesatan yang menggelimangi dan menutupi diri mereka karena perbuatan kotor dan najis. Mereka terombang-ambing dalam kebingungan dan kesesatan. Mereka tidak akan dapat menemukan jalan keluar, karena Allah Subhanahu wata’ala telah mengunci mati hati mereka dan mengelaknya serta membutakan pandangan hati mereka dari jalan hidayah, hingga tertutup pandangan mereka, tidak dapat melihat petunjuk, tidak dapat pula mengetahui jalannya.
Orang-orang munafiq suka mengejek orang-orang beriman sebagai orang-orang bodoh
Orang munafiq selalu merasa lebih bijaksana dan lebih modern dari orang-orang mukmin lainnya. Sebab mereka tidak mempunyai keyakinan dan selalu ragu, karena itu orang munafiq meragukan ajaran Nabi Muhammad, meragukan al Qur’an, sunnah Rasul, meragukan hari akhir dan meragukan takdir Allah.
Orang munafiq menganggap tiap-tiap orang yang percaya dan yakin terhadap agama itu bodoh, tidak maju fikirannya, kolot, fundamentalis, konservatif, susah diajak maju, ketinggalan jaman dan julukan-julukan jelek lainnya.
Padahal keraguan mereka terhadap ajaran Allah melalui rasulNya itulah kebodohan dan kesesatan yang jelas, tetapi mereka tidak mengetahui, tidak merasa, tidak sadar terhadap kesesatan dan kebodohan yang mencolok itu.
Kebodohan mereka sangat keterlaluan hingga tidak menyadari kebodohannya sendiri, bahwa sebenarnya keadaan mereka dalam kesesatan dan kebodohan. Ungkapan ini lebih kuat untuk menggambarkan kebutaan mereka dan kejauhan mereka dari hidayah.
(QS Al-Baqarah : 13)
Malas dalam beribadah dan riya dalam beribadah kepada Allah dan tidak mau mengingat Allah atau berdzikir kecuali hanya sedikit.
Ciri dan sifat orang munafiq lainnya yaitu dalam melakukan amalan yang mulia lagi paling utama yaitu shalat, mereka penuh kemalasan. Karena tiada niat dan iman bagi mereka untuk melakukannya, tiada rasa takut, dan tidak memahami makna shalat yang sesungguhnya. Riya dalam beribadah kepada Allah dan tidak mau mengingat Allah atau berdzikir kecuali hanya sedikit.
(QS An-Nisa : 142)
Gambaran batin orang-orang munafiq yang rusak. Tiada ikhlas bagi orang-orang munafiq, dan amal mereka bukan karena Allah, melainkan hanya ingin disaksikan oleh manusia untuk melindungi diri mereka dari manusia; mereka melakukannya hanya dibuat-buat. Karena itu mereka sering kali meninggalkan shalat yang sebagian besarnya tidak kelihatan di mata umum; seperti shalat Isya’ di hari yang gelap dan shalat subuh di saat pagi masih gelap.
Dalam shalat mereka (orang-orang munafiq) pun; mereka tidak khusyu’ mengerjakannya dan tidak mengetahui apa yang diucapkannya. Bahkan dalam shalatnya orang-orang munafiq itu lalai dan bermain-main serta berpaling dari kebaikan yang seharusnya mereka kehendaki.
Orang-orang munafiq itu takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih takut (dari itu)
Salah satu ciri dan sifat lainnya dari orang munafiq yaitu ketika mereka diwajibkan berjihad atau berperang di jalan Allah, tiba-tiba orang-orang munafiq itu takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih takut (dari itu).
(QS An-Nisa : 77)
Orang-orang munafiq menganggap jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan ini dari sisi Allah dan jika mereka ditimpa keburukan, mereka mengatakan ini dari Nabi Muhammad. Padahal kebajikan apapun yang diperoleh itu adalah dari sisi Allah dan keburukan apapun yang menimpamu itu dari (kesalahan) dirimu sendiri.
Di mana jua kamu berada, maut akan mendapatkan kamu (bila sampai ajal), sekalipun kamu berada dalam benteng-benteng yang tinggi lagi kukuh. Dan kalau mereka beroleh kebaikan (kemewahan hidup), mereka berkata: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau pula mereka ditimpa bencana, mereka berkata:" Ini adalah dari (sesuatu nahas) yang ada padamu". Katakanlah (wahai Muhammad): "Semuanya itu (kebaikan dan bencana) adalah (berpunca) dari sisi Allah". Maka apakah yang menyebabkan kaum itu hampir-hampir tidak memahami perkataan (nasihat dan pengajaran)?
(An-Nisaa' 4:78)Apa jua kebaikan (nikmat kesenangan) yang engkau dapati maka ia adalah dari Allah; dan apa jua bencana yang menimpamu maka ia adalah dari (kesalahan) dirimu sendiri. Dan Kami telah mengutus engkau (wahai Muhammad) kepada seluruh umat manusia sebagai seorang Rasul (yang membawa rahmat). Dan cukuplah Allah menjadi saksi (yang membuktikan kebenaran hakikat ini).
(An-Nisaa' 4:79)Mereka hanya taat sesaat saja, tapi pada kesempatan lain mereka mengatur siasat mengambil keputusan lain dari yang telah mereka katakan tadi.
(QS An-Nisa : 81)
Allah mengetahui dan mencatat perbuatan orang-orang munafiq itu ke dalam catatan amal perbuatan mereka. Hal ini dilakukan oleh para malaikat pencatat amal perbuatan yang ditugaskan oleh Allah Subhanahu wata’ala.
Allah mengetahui semua yang tersimpan di dalam hati orang-orang munafiq itu, semua hal yang mereka rahasiakan di antara sesamanya, dan semua makar yang mereka sepakati di malam hari. Sekalipun pada lahiriyahnya mereka bersikap menampakkan ketaatan. Kelak di hari kemudian, Allah akan membalas perbuatan mereka itu terhadap diri mereka.
Orang-orang mukmin hendaknya bersabar terhadap mereka, jangan menghukum mereka, jangan sebarkan perihal orang-orang munafiq itu kepada khalayak ramai, jangan pula merasa takut terhadap ancaman mereka. Cukuplah Allah sebagai Penolong, Pelindung, dan Pembantu bagi orang yang bertakwa dan berserah diri pada-Nya.
Orang-orang munafiq langsung menyiarkan kabar tentang keamanan maupun ketakutan tanpa mengabarkan dulu pada pemerintah/penguasa
Bila ada kabar sampai kepada orang munafiq suatu berita tentang keamanan atau ketakutan, mereka langsung menyiarkannya. Menyebarkannya kesana-kemari. Padahal jika mereka menyerahkannya kepada pemerintah/penguasa, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenaran (akan) dapat mengetahuinya (secara resmi) dari pemerintah/penguasa. Pemerintah tentunya akan dapat menetapkan kesimpulan (istimbat) dari berita itu.
(QS An-Nisa : 83)
Orang-orang munafiq suka mencela tentang (pembagian) sedekah (zakat)
Orang-orang munafiq suka mencela tentang pembagian sedekah/zakat. Jika mereka diberi bagian, mereka bersenang hati dan jika tidak diberi bagian, tiba-tiba mereka marah.
Orang-orang munafiq pandai bicara dan mengagumkan, tapi sebenarnya isi di dalamnya kosong.
Orang-orang munafiq mempunyai penampilan yang bagus dan mereka itu sangat fasih berbicara, sehingga jika ada orang yang mendengar mereka, dia akan tertarik karena kaindahan bahasanya yang tinggi. Namun demikian, sebenarnya mereka berada di puncak kelemahan, kegelisahan, kekhawatiran, dan menjadi pengecut.
Setiap kali ada peristiwa, perkara, atau ketakutan, orang-orang munafiq mengira dengan rasa pengecut mereka, bahwa perkara itu tertuju pada mereka. Mereka itu sebenarnya adalah tubuh-tubuh dan bentuk rupa, yang tidak mempunyai makna.
Orang-orang munafiq sangat marah dan benci terhadap orang-orang mukmin.
Allah Subhanahu wata’ala menerangkan pada firman-Nya :
(QS Ali Imran : 119)
Demikianlah sikap orang-orang munafik - golongan Sesat yang bertanggung jawab merosakkan hubungan manusia dengan Allah (penyebab orang lain jadi Syirik & Murtad). Mereka menampakkan kepada orang-orang mukmin iman dan kesukaan mereka kepada orang-orang mukmin, padahal dalam batin mereka memendam perasaan yang bertentangan dengan semuanya itu dari segala seginya. Kebencian dan kemarahan orang-orang munafik terhadap orang-orang mukmin itu sangat mendalam.
Orang-orang mukmin menyukai orang-orang munafik karena apa yang tampak pada lahiriah mereka yaitu berupa iman, mempunyai penampilan yang bagus dan mereka itu sangat fasih berbicara. Padahal baik batin maupun lahirnya orang-orang munafik itu sama sekali tidak menyukai orang-orang mukmin.
Orang-orang mukmin tiada rasa bimbang dan ragu terhadap suatu kitab pun baik kitab Al Qur’an, kitab-kitab mereka maupun kitab-kitab lainnya sebelum mereka; sedangkan pada diri orang-orang munafik diliputi oleh keraguan, kebimbangan dan kebingungan terhadap kitab-kitab itu. Orang-orang munafik kafir terhadap kitab orang mukmin.
Karena itu sebenarnya orang-orang mukmin lebih berhak membenci orang-orang munafik dari pada mereka membenci orang-orang mukmin.
Orang-orang munafiq bersedih jika kaum mukminin memperoleh kebajikan dan bergembira jika kaum mukminin memperoleh bencana.
(QS Ali-Imran : 120 )
Orang-orang munafiq menyuruh berbuat yang mungkar dan melarang berbuat yang ma’ruf
Keadaan ini menunjukkan kerasnya permusuhan orang-orang munafik terhadap orang-orang mukmin. Yaitu apabila kaum mukmin mendapat kemakmuran, kemenangan, dukungan, dan bertambah banyak bilangannya serta penolongnya berjaya, maka hal tersebut membuat susah hati orang-orang munafik. Tetapi jika kaum muslim tertimpa paceklik atau dikalahkan oleh musuh-musuhnya maka orang-orang munafik itu bergembira ria.
Oranga-orang mukmin diberi petunjuk oleh Allah Subhanahu wata’ala, jalan keselamatan dari kejahatan orang-orang yang jahat dan tipu muslihat orang-orang yang zalim, yaitu dengan cara bersabar dan bertaqwa serta bertawakal kepada Allah Subhanahu wata’ala.
///
Ex Warran Officer (WO YoS sd-special duty) BJ (R)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan